Bab 1
Day 1
28-11-1428
"Cuacanya hujan.. Sepertinya, malam ini akan sangat gelap.. Sudah 28 abad lamanya aku hidup.. Tapi, sampai sekarang, entah mengapa tak ada satu lelakipun, yang sanggup memikat hatiku.."
Kututup Diary kesayanganku dengan hati bergetar hebat. Aneh, mengapa tak ada satupun nyanyian para peri terdengar? Apakah ini sebuah pertanda? Tapi, pertanda apa? Untuk menuntaskan segala rasa gundah gulana dalam hatiku, ku segera menuju kamar ibu, dan menanyakan segala sesuatu padanya.
Ketika aku sampai, betapa terkejutnya aku. Wajah ibu, yang cantik bagai rembulan, kini dibasahi air mata berlian.. Kami para malaikat, memang memiliki keanehan tersendiri, yaitu, saat kami menangis, yang keluar bukanlah air mata biasa, layaknya manusia. Melainkan, batu-batu berlian, dan permata murni.. Akupun sempat kagum sejenak. Namun, segera aku tersadar, dan berlari memeluk ibu. " Ibu, apa yang terjadi? Mengapa tak satupun peri bernyanyi hari ini, Bu? Apakah terjadi sesuatu yang membuat mereka gundah gulana? Apakah gerangan yang terjadi? Kiranyakah Ibunda segan menceritakannya kepada Adinda?", tanya ku pada Ibu. Kemudian, sambil menyeka air mata berliannya, Ibu menceritakan dengan suara parau dan bergetar, "Sebenarnya, Pangeran Kerajaan Peri, diculik oleh salah satu dari bangsa ayahmu, Nak.", jawab Ibu. Aku mengernyitkan dahi, dan bertanya lagi, "Lantas, mengapakah Ibunda bersedih? Adakah kiranya hubungan kita dengan mereka?". "Pangeran Carmen, adalah..", Ibu menjawab sambil terbata-bata. "Adalah siapa, Bu?", tanyaku tak sabar. "Ia adalah, jodohmu, Nak", dan pecahlah tangis Ibu, bersamaan dengan detakan keras jantungku..
-To Be Continued-
0 komentar:
Posting Komentar